Jumat, 27 Agustus 2010

Ide Membuat Film

Dalam pelatihan-pelatihan pembuatan film, seringkali muncul pertanyaan. Dari mana ide bisa didapat ? Kecenderungan jawaban yang berkembang adalah dari mana saja. Keluarga, kawan, musik, baca buku dan lain sebagainya.

Benar sekali, bahwa dalam membuat film - terutama yang baru memulai – akan lebih baik adalah sesuatu yang dekat dengan si pembuatnya, karena sesungguhnya ada tiga tigkatan dalam memahami sesuatu :
Tahu. Ini adalah tingkatan yang paling rendah, sebab kita hanya sekedar mengetahui sesuatu dan biasanya hanya permukaannya saja.
Kenal. Tingkatan yang biasanya, sesuatu itu telah kita ketahui lebih dalam namun terkadang masih banyak juga informasi yang belum diketahui.
Paham. Sesuatu sudah kita ketahui sampai seluk-beluknya sehingga si pembuat sudah sangat dekat dengan permasalahan tersebut.

Contohnya :
Informasi tentang Gang Langgar.
1.Tahu
Bedul tahu letak Gang Langgar, misalnya dekat stasiun atau sebelah Bank Clurut.
2.Kenal
Bedul kenal letak Gang Langgar, misalnya dekat stasiun, banyak tukang becak mangkal, jalan tersebut satu arah dan banyak anak-anak bermain.
3.Paham
Bedul paham letak Gang Langgar, misalnya dekat stasiun, banyak tukang becak mangkal, jalan tersebut satu arah, banyak anak-anak bermain, kalau malam mesin motor yang lewat harus dimatikan, gang paling aman di daerah itu, dibangun oleh H. Kubil dan lain sebagainya.

***

Intinya, bila ingin mulai membuat film – baik film cerita maupun film dokumenter – sebaiknya mulailah mencari ide dari sesuatu yang dekat dengan pembuatnya. Hal yang paling mudah adalah kamar, rumah, tetangga, lingkungan dst. Selain melatih kepekaan dalam menghadirkan ceritanya, juga memudahkan kita dalam menyediakan dan memperlihatkan elemen-elemen visualnya.

Lalu bagaimana bila kita ingin membuat film yang idenya hanya sesuatu yang menarik kita. Cara satu-satunya adalah dengan melakukan riset terhadap ide tersebut. Riset ini tidak harus seperti para peneliti, walalupun kalau kita melakukannya seperti peneliti juga akan lebih baik. Riset di sini maksudnya adalah kita menggali informasi sebanyak dan sedalam mungkin sehingga pembuatnya dapat memahami permasalahannya.

Selanjutnya..

Kenapa Membuat Film Pendek ?

Membuat film, baik itu film pendek maupun film panjang adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan cinta dan dedikasi, kegilaan dan petualangan. Kenapa membuat film pendek?

Membuat film pendek bisa jadi untuk:
Pengalaman – Sebuah pengalaman dengan mengumpulkan sebuah team untuk membuat cerita dalam film.
Showreel – mengejar karir dalam pembuatan film dan juga untuk menunjukkan keahlian membuat film. Membuat film pendek agar mendapatkan funding untuk membuat film panjang.
Partnership – terjun langsung ke dalam sebuah organisasi untuk berkolaborasi dalam sebuah projeck. Bisa juga untuk menarik seseorang (produser, sutradara, penulis ternama) untuk menolong meningkatkan profil pembuatan film atau untuk meningkatkan profil perusahaan.
Mewujudkan ide – berusaha mewujudkan ide menjadi sebuah film atau mewujudkan ide untuk sebuah film panjang dengan membuat film dalam skala pendek. Bisa juga eksplorasi teknik pembuatan film. Mewujudkan sebuah ide yang hanya bisa dilakukan untuk film pendek.
Uang – mencoba membuat film dengan budget untuk membayar kru film. Biasanya jarang terjadi dalam pembuatan film pendek. Mendapatkan uang dari film pendek sangat jarang terjadi tetapi bukan tidak mungkin. Di Indonesia, film pendek belum menjadi sebuah industri.

sumber : filmpelajar.com
Selanjutnya..

Tentang Film Pendek

Film pendek merupakan primadona bagi para pembuat film indepeden. Selain dapat diraih dengan biaya yang relatif lebih murah dari film cerita panjang, film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa. Meski tidak sedikit juga pembuat film yang hanya menganggapnya sebagai sebuah batu loncatan menuju film cerita panjang.

Film pendek pada hakikatnya bukanlah sebuah reduksi dari film cerita panjang, ataupun sekedar wahana pelatihan belaka. Film pendek memiliki karakteristiknya sendiri yang berbeda dengan film cerita panjang, bukan lebih sempit dalam pemaknaan, atau bukan lebih mudah. Sebagai analogi, dalam dunia sastra, seorang penulis cerpen yang baik belum tentu dapat menulis cerpen dengan baik; begitu juga sebaliknya, seorang penulis novel, belum tentu dapat memahami cara penuturan simpleks dari sebuah cerpen.
Sebagai sebuah media ekspresi, film pendek selalu termarjinalisasi –dari sudut pandang pemirsa- karena tidak mendapatkan media distribusi dan eksibisi yang pantas seperti yang didapatkan cerpen di dunia sastra.

Secara teknis, film pendek merupakan film-film yang memiliki durasi dibawah 50 menit (Derek Hill dalam Gotot Prakosa, 1997) . Meskipun banyak batasan lain yang muncul dari berbagai pihak lain di dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara konvensi. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.

sumber : filmpelajar.com
Selanjutnya..

Senin, 16 Agustus 2010

Film 17 yang terlupakan





film yang di sutradari oleh irham hariyadi ini berhasil masuk nominasi pada festival film pelajar indonesia yang diadakan oleh Institut Kesenian Jakarta (IKJ)tahun 2010.

Link :
http://filmpelajar.com/berita/daftar-peserta-ffpi-2010-update-19-mei-2010

http://filmpelajar.com/berita/karya-lolos-seleksi-ffpi-2010

Film yang bercerita tentang seorang anak SMA yang memiliki kekurangan fisik , ingin memperingati kemerekaan RI ..

dengan latar tempat sekolahan dan setting tanggal 17 agustus yang mulai di lupakan (tidak di adakanya upacara bendera).

Film ini pada awalnya sang sutradara ingin menyampaikan ke prihatinanya terhadap generasi muda khususnya siswa SMA yang kurang kesadaranya dalam memperingati hari kemerdekaan republik Indonesia.

semoga kami bisa terus berkarya dan terus berkarya .

MERDEKA !!


Selanjutnya..

JOMPHO (Jepara Movie and Photography)



tanggal 19 Juni 2010 AMMATIRA pertama kali mengadakan pemutaran film dan pameran foto berlokasi di SMK N 3 Jepara.

dengan menggandeng komunitas-komunitas film indie jepara , jompho memutar sekitar 8 film indie dari 6 komunitas film yang pernah berproduksi.

meskipun baru pertama kali ini event seperti di gelar oleh komunitas film di jepara, acara ini cukup menarik minat para pengunjung yang mayoritas pemuda-pemudi yang suka ndengan dunia film dan foto di jepara.

semoga acara ini bisa menjadi agenda rutin AMMATIRA setiap tahun.

salam Independent ..
Selanjutnya..
 

Event